Pencurian Plat Besi Jembatan di Muratara Membuat Petani Terisolasi dan Berdampak Negatif bagi Ekonomi Lokal

Pencurian Plat Besi Jembatan di Muratara Membuat Petani Terisolasi dan Berdampak Negatif bagi Ekonomi Lokal

--

SILAMPARITV.CO.ID -  tengah hiruk-pikuk kehidupan desa, Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) dihadapkan pada masalah serius yang mengancam kemajuan ekonomi dan kesejahteraan warganya. Aksi pencurian plat besi jembatan untuk keperluan kebun oleh sekelompok oknum telah mengguncang stabilitas sosial dan ekonomi di wilayah tersebut.

Keberadaan jembatan yang seharusnya menjadi tulang punggung akses transportasi utama bagi petani di sekitarnya, kini menjadi pemandangan pilu. Aksi tidak bertanggung jawab yang menghilangkan sebagian material jembatan tersebut telah membuat para petani terisolasi dari akses yang diperlukan untuk membawa hasil panen kebun mereka.

BACA JUGA:Pria di Musirawas Tewas Pasca Digerebek Polisi, Keluarganya Tak Percaya Jika Korban Melawan Petugas

Dilansir dari pernyataan seorang warga setempat, Irawan, kepada TribunSumsel.com pada Rabu (17/4/2024), dia mengungkapkan dampak langsung dari tindakan pencurian tersebut. "Kami mengangkut hasil panen lewat jalan itulah, nah sekarang jembatannya begitu, besi-besinya dicuri, bagaimana mau lewat lagi," ujarnya dengan rasa keputusasaan.

Situasi semakin diperburuk dengan kondisi alternatif yang tersedia. Meskipun ada akses lain, namun jauh dan sulit dilintasi karena kondisi jalan yang berlumpur. Sehingga, jembatan yang kini terputus menjadi satu-satunya solusi yang dapat diandalkan oleh masyarakat setempat.

BACA JUGA:Meningkat Hingga 76 Persen, Lebih dari 1,4 Juta Kendaraan Melintasi Tol Trans Sumatera

Menyikapi hal ini, salah satu perangkat Desa Karang Anyar, Dedi, mengungkapkan bahwa jembatan plat besi tersebut merupakan hasil aspirasi dari Anggota DPRD Kabupaten Muratara periode 2014-2019, Edi Sukamto. Pembangunan jembatan ini seharusnya menjadi tonggak kemajuan bagi masyarakat setempat. Namun, ironisnya, jembatan yang dibangun berkat kerja keras dan aspirasi warga kini menjadi sasaran empuk para pencuri.

"Jembatan itu aspirasi Pak Edi Sukamto dulu waktu beliau jadi anggota DPRD, sayang sekali sekarang kondisinya seperti itu, dicuri plat besinya," ungkap Dedi dengan nada kekecewaan.

BACA JUGA:Polda Metro Jaya Berhasil Menangkap Pengemudi Fortuner: Kisah Pemalsuan Pelat Dinas TNI dan Cekcok di Jalan To

Sementara itu, upaya penegakan hukum terhadap pelaku pencurian plat besi jembatan tersebut telah diambil langkahnya. Oknum warga yang tidak bertanggung jawab telah diidentifikasi dan akan segera dilaporkan ke pihak berwajib guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Meskipun langkah hukum telah diambil, namun dampak dari aksi kriminal tersebut masih terasa hingga saat ini. Para petani yang menjadi tulang punggung ekonomi desa terpaksa harus berhadapan dengan kendala yang seharusnya tidak perlu ada. Produktivitas mereka terganggu, akses transportasi terhambat, dan dampak ekonomi lokal terpukul.

BACA JUGA:Berkat Dukungan dan Kepercayaan, Hendri Almawijaya (HAW) Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP lubuklinggau

Dalam konteks yang lebih luas, peristiwa ini menunjukkan betapa rentannya infrastruktur pedesaan terhadap tindakan kriminal. Selain itu, juga menggambarkan betapa pentingnya peran pemerintah dan masyarakat dalam menjaga dan memelihara sarana umum yang menjadi fondasi pembangunan dan kemajuan sebuah wilayah.

Kondisi seperti ini memang membutuhkan respons cepat dan tindakan tegas dari berbagai pihak terkait. Karena, tidak hanya sekadar pencurian plat besi jembatan, namun dampak yang ditimbulkan bisa menjadi ganjalan serius bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Sumber: