Lagi – Lagi Suku Bunga BI Naik, Apa Dampak Bagi Ekonomi Indonesia 2024 ?

Lagi – Lagi Suku Bunga BI Naik, Apa Dampak Bagi Ekonomi Indonesia 2024 ?

Ilustrasi Suku Bunga Naik--

SILAMPARITV.CO.ID - Pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan melambat karena Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan pada bulan April 2024 ini.

BI menaikkan suku bunga acuan, BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April 2024. 

BACA JUGA:Mengejutkan Pertumbuhan Ekonomi Amerika Serikat (AS) Merosot Tajam Menjadi 1,6 %

Kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) telah dilakukan oleh BI, sehingga suku bunga acuan saat ini berada di level 6,25%. 

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, menyatakan bahwa kenaikan BI rate menjadi sinyal bahwa harapan penurunan suku bunga di tahun ini minim, yang pada akhirnya akan mengakibatkan perlambatan pertumbuhan kredit.

BACA JUGA:Pencurian Plat Besi Jembatan di Muratara Membuat Petani Terisolasi dan Berdampak Negatif bagi Ekonomi Lokal

 Menurut Eko, ekonomi nasional juga akan tumbuh lebih lambat. Proyeksi Eko terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya mencapai 4,8%, lebih rendah dari target pemerintah dalam asumsi dasar ekonomi makro 2024 sebesar 5,2%.

Eko juga menyatakan bahwa dengan meningkatnya suku bunga BI, nilai tukar rupiah kemungkinan akan tetap fluktuatif. 

BACA JUGA:Mobil LCGC, Solusi Transportasi yang Menguntungkan untuk Ekonomi Menengah Kecil

Hal ini disebabkan oleh faktor geopolitik yang memanas lebih dominan dibandingkan dengan aspek fundamental ekonomi. 

Kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) memiliki potensi untuk mempengaruhi berbagai aspek ekonomi Indonesia.

BACA JUGA:BSD Membangun Kawasan Ekonomi Khusus: Pendidikan, Biomedis, dan Digital Menjadi Fokus Utama

Kenaikan suku bunga acuan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi akses terhadap kredit bagi perusahaan dan individu.

 Suku bunga yang lebih tinggi akan membuat pinjaman menjadi lebih mahal, sehingga perusahaan mungkin akan mengurangi investasi dan ekspansi, sedangkan individu dapat mengurangi pengeluaran untuk barang dan jasa konsumsi.

Sumber: