Dalam situasi perang, bunyi tambur dan gong yang gemuruh dan bergetar juga berfungsi sebagai pemacu semangat pasukan dalam perang menghadapi lawam. Oleh sebab itu, tambur selalu ditempatkan di depan iring-iringan pasukan perang kerajaan.
Seiring dengan pergeseran fungsinya, tambur juga digunakan untuk mengiringi suatu upacara yadnya terutama mengawali iring-iringan upacara besar, seperti upacara Melasti (mensucikan perwujudan Tuhan) dalam upacara besar (Ida betara Turun Kabeh) di Pura Besakih. Selain itu, di Puri Karangasem tambur juga digunakan untuk mengiringi arak-arakan pernikahan memadik (mengambil istri) bagi keturunan bangsawan atau kerabat raja.