Pemkot Lubuklinggau Akan Rehabilitasi Tanjak TOM yang Rusak Diterjang Puting Beliung

Pemkot Lubuklinggau Akan Rehabilitasi Tanjak TOM yang Rusak Diterjang Puting Beliung

Pemkot Lubuklinggau Akan Rehabilitasi Tanjak TOM yang Rusak Diterjang Puting Beliung--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau berencana melakukan perbaikan terhadap penutup dinding berbentuk tanjak di Gedung Taman Olahraga Megang (TOM) Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Keputusan ini diambil setelah bagian tanjak dari bangunan tersebut mengalami kerusakan akibat diterjang angin puting beliung pada 5 Oktober 2024 lalu.

Bangunan berbentuk tanjak yang diklaim sebagai terbesar di dunia itu lepas akibat terpaan angin kencang yang terjadi di Kota Lubuklinggau. Peristiwa ini menjadi viral di media sosial, mengingat pembangunan awalnya dikabarkan menghabiskan anggaran hingga miliaran rupiah.

Proses Rehabilitasi Tahun 2025

Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUPR) Kota Lubuklinggau, Taufik, menyampaikan bahwa perbaikan tanjak akan dilakukan pada tahun 2025 ini. Namun, sebelum rehabilitasi dimulai, pihaknya akan melakukan penguatan struktur rangka tanjak agar lebih kokoh dan tahan terhadap cuaca ekstrem.

BACA JUGA:Kejari Palembang Tetapkan Dua Tersangka Baru dalam Kasus Korupsi Disnakertrans Sumsel

BACA JUGA:Pelajar 18 Tahun Tewas dalam Kecelakaan di Jalinsum Musi Rawas, Motor Hilang Kendali Saat Hindari Lubang

"Sebelum rehabilitasi dilakukan, akan ada penguatan-penguatan baru terutama pada rangka tanjak tersebut agar lebih kuat dan tahan lama," ujar Taufik dikutip dari tribunsumsel.com.

Selain itu, Pemkot Lubuklinggau akan menggunakan material yang lebih baik dalam proses perbaikan ini. Menurut Taufik, material baru yang kemungkinan akan digunakan adalah galvanis, yang lebih tahan terhadap cuaca luar atau outdoor.

"Kami upayakan material yang digunakan ke depan jauh lebih baik, kemungkinan besar akan menggunakan material galvanis yang lebih kuat dan tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem," tambahnya.

Kendala dalam Perbaikan

Taufik menjelaskan bahwa keterlambatan perbaikan tanjak tersebut disebabkan oleh kendala anggaran. Menurutnya, anggaran perbaikan tidak bisa langsung dialokasikan pada tahun 2024 karena terbatasnya dana, sehingga harus dilakukan penganggaran ulang untuk tahun 2025.

BACA JUGA:Peserta BPJS Ketenagakerjaan Kini Bisa Klaim JHT Tanpa Paklaring, Ini Syaratnya

BACA JUGA:Soal dan Kunci Jawaban PTS IPA Kelas 9 SMP Semester 2 Kurikulum Merdeka

"Penyebab utama belum diperbaiki karena keterbatasan anggaran tahun 2024. Oleh karena itu, perbaikannya harus dianggarkan ulang dalam APBD 2025," jelasnya.

Selain masalah anggaran, faktor ketersediaan material juga menjadi kendala tersendiri. Material yang digunakan sebelumnya, yakni Aluminium Composite Panel (ACP), jumlahnya sangat terbatas di pasaran sehingga harus dipesan terlebih dahulu dari luar negeri, khususnya dari Cina.

"Material ACP itu tidak tersedia dalam jumlah banyak di dalam negeri. Kami harus melakukan pemesanan terlebih dahulu dari luar, khususnya dari Cina. Begitu material tiba, baru bisa dipasang kembali," kata Taufik.

Langkah Hati-hati dalam Perbaikan

Taufik menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin tergesa-gesa dalam melakukan perbaikan. Ia ingin memastikan bahwa perbaikan dilakukan dengan maksimal agar tidak mengalami kerusakan kembali di kemudian hari.

BACA JUGA:Korban PHK Dapat Bantuan Uang Tunai 60% Gaji, Disnakertrans Sumsel Akan Tindaklanjuti Program JKP

BACA JUGA:Unpari Jadi Tuan Rumah HUT Ke-12 Pramuka Racana Silampari, Tema ‘Pramuka Tumbuhkan Prestasi Cemerlang’

"Kami tidak mau gegabah dalam proses perbaikan ini. Kami ingin memastikan bahwa setelah direhabilitasi, tanjak TOM bisa bertahan lama dan tidak mudah rusak lagi. Oleh karena itu, akan dilakukan kajian lebih lanjut untuk memperkuat struktur dan memilih material yang lebih berkualitas," ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa penyebab utama kerusakan tanjak TOM adalah angin puting beliung yang terjadi di Kota Lubuklinggau pada saat itu. Angin kencang melanda hampir seluruh wilayah kota, sehingga tidak hanya bangunan TOM yang terdampak, tetapi juga beberapa bangunan lainnya.

"Kejadian ini bukan hanya menimpa TOM Megang saja, tetapi hampir seluruh Kota Lubuklinggau saat itu mengalami angin kencang yang luar biasa. Kondisi ini tidak seperti biasanya, sehingga menyebabkan beberapa bangunan mengalami kerusakan, termasuk tanjak TOM yang lepas karena terpaan angin ekstrem," jelasnya.

Pemerintah Kota Lubuklinggau berkomitmen untuk menyelesaikan perbaikan ini secepat mungkin, dengan memastikan semua prosedur teknis dan administrasi telah dipenuhi. Ke depan, diharapkan tanjak TOM dapat kembali menjadi ikon kebanggaan masyarakat Lubuklinggau dengan struktur yang lebih kokoh dan estetika yang tetap terjaga.

Perbaikan ini juga menjadi momentum evaluasi bagi Pemkot Lubuklinggau dalam meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur agar lebih tahan terhadap bencana alam.

BACA JUGA:Minggu Depan, Libur Sekolah Awal Puasa Dimulai, Simak Jadwalnya!

BACA JUGA:Kurs Rupiah Menguat Terhadap Dollar AS, Ini Nilai Tukar di 5 Bank Terbesar Indonesia

Sumber: