Pria Malaysia Alami Gagal Ginjal Akibat Pola Makan, Berat Badan Sempat Sentuh 190 Kg

Pria Malaysia Alami Gagal Ginjal Akibat Pola Makan, Berat Badan Sempat Sentuh 190 Kg

Photorealistic image of a Southeast Asian man in his 30s sitting on a dialysis chair, looking thoughtfully out a window. He holds his former large-sized shirt in one hand, symbolizing his weight loss journey. The dialysis machine is visible beside him wit--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Sebuah kisah peringatan datang dari Malaysia tentang bahaya obesitas dan pola makan yang tidak terkontrol. Seorang pria asal Malaysia mengalami gagal ginjal stadium akhir yang dipicu oleh gaya hidup dan pola makannya yang tidak sehat. Berat badannya bahkan pernah menyentuh angka 190 kilogram sebelum akhirnya ia harus menjalani cuci darah secara rutin. Kisah ini viral di media sosial TikTok setelah diunggah oleh akun @bejoycarlos. Dalam unggahannya, pria tersebut menceritakan perjalanan panjangnya yang berujung pada diagnosis gagal ginjal akibat kebiasaan makannya yang buruk.

BACA JUGA:Infinix HOT 60 Pro+ Resmi Dirilis: Smartphone Tertipis di Dunia Hadir 20 Agustus 2025

Awal Mula Kebiasaan Pola Makan Tidak Sehat

Pria tersebut mengaku bahwa masalah berat badannya sudah dimulai sejak ia duduk di bangku sekolah. Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi kalori, lemak, dan gula secara berlebihan menjadi penyebab utamanya. Minuman manis dan makanan cepat saji merupakan bagian besar dari pola makannya sehari-hari. Seiring berjalannya waktu, berat badannya terus meroket. Ia mengakui bahwa dirinya sering makan dalam porsi yang sangat besar dan tidak bisa mengendalikan nafsu makannya. Pada puncaknya, angka di timbangan menunjukkan 190 kg, sebuah angka yang sangat berisiko untuk kesehatannya.

BACA JUGA:Suzuki Siapkan Skutik Gambot Baru, Siap Tantang Yamaha Xmax dan Honda Forza!

BACA JUGA:Fungsi dan Harga Tes DNA: Tak Hanya Ungkap Hubungan Biologis Anak-Orang Tua

Dampak Kesehatan yang Muncul

Obesitas yang dideritanya tidak datang sendirian. Berbagai masalah kesehatan mulai bermunculan sebagai komplikasi dari berat badannya yang berlebih. Ia didiagnosis menderita beberapa penyakit serius yang umumnya menyertai obesitas, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi) dan diabetes melitus tipe 2. Kedua penyakit ini, terutama jika tidak terkontrol dengan baik, merupakan penyebab utama kerusakan ginjal. Hipertensi dan diabetes dapat merusak pembuluh darah kecil di dalam ginjal yang berfungsi menyaring racun dari darah. Kerusakan ini terjadi secara perlahan dan seringkali tanpa disadari sampai mencapai titik kritis.

BACA JUGA:Lebih Canggih dari PCX! Honda Rilis Skutik Bongsor NWT150 dengan Fitur Radar Canggih

BACA JUGA:Waspada, 6 Kelompok Orang yang Disarankan Batasi Konsumsi Matcha demi Kesehatan

Diagnosis Gagal Ginjal Stadium Akhir

Kerusakan pada ginjalnya terus berlanjut hingga akhirnya mencapai titik di mana ginjal tidak dapat lagi berfungsi dengan baik. Ia divonis mengalami gagal ginjal stadium akhir. Pada kondisi ini, ginjal hampir sepenuhnya kehilangan kemampuannya untuk menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah. Untuk bertahan hidup, ia harus menjalani terapi pengganti ginjal, yaitu cuci darah atau hemodialisis. Terapi ini harus dijalaninya secara rutin, biasanya sebanyak dua hingga tiga kali seminggu. Setiap sesi hemodialisis memakan waktu beberapa jam, yang tentunya sangat mempengaruhi kualitas hidup dan rutinitasnya.

BACA JUGA:Kacab BRI Cempaka Putih Tewas, Penculik Ungkap Motif Sadis.

BACA JUGA:Xiaomi Redmi Note 15 Resmi Dirilis: Baterai 5.800 mAh, Kamera Mirip Versi Pro

Sumber:

Berita Terkait