IKN Sebagai Ibu Kota Provinsi: Solusi Realistis atau Beban Struktural?

IKN Sebagai Ibu Kota Provinsi: Solusi Realistis atau Beban Struktural?

IKN Sebagai Ibu Kota Provinsi: Solusi Realistis atau Beban Struktural?--ist

BACA JUGA:PLN UP3 Palembang Dukung Program Makan Bergizi Gratis dengan Pasokan Listrik Andal pada Peresmian Dapur SPPG

BACA JUGA:PM Israel Benjamin Netanyahu Keracunan Makanan, Dokter Diagnosa Radang Usus dan Dehidrasi.

Pembangunan IKN: Antara Visi Strategis dan Politik Pragmatis

Pembangunan IKN sejatinya tidak boleh dilakukan dengan semangat kebut-kebutan. Sebaliknya, harus didasarkan pada teknokrasi, riset, dan desain kelembagaan yang kokoh. Jika tidak, maka proyek ini justru membuka ruang lebar untuk korupsi dan patronase, sebagaimana disampaikan Daron Acemoglu & James A. Robinson dalam buku Why Nations Fail.

Pemerintah harus memastikan bahwa pembangunan IKN tidak mengorbankan program prioritas sosial, tidak membebani APBD Kalimantan Timur, dan tidak menciptakan ketidakpastian hukum yang dapat melemahkan kepercayaan investor. Dengan anggaran yang telah mengucur ratusan triliun, IKN tidak boleh menjadi “gedung megah tanpa jiwa.”

BACA JUGA:Istri di Kalsel Penggal Kepala Suami yang KDRT dan Buang Anak ke Sungai, Diduga karena Sering Cekcok.

BACA JUGA:25 Contoh Soal Tryout UKPPG 2025: Uji Pemahaman PCK dan Pembelajaran Berdiferensiasi Sesuai Kisi-kisi Terbaru

Kesimpulan: Konsistensi, Bukan Kompromi

Wacana menjadikan IKN sebagai ibu kota provinsi tampak pragmatis, namun berisiko menambah kompleksitas kelembagaan dan fiskal. Ini adalah saat yang tepat bagi pemerintah pusat untuk menunjukkan komitmen konsisten terhadap visi strategis IKN. Tanpa konsistensi kebijakan dan keberanian politik, proyek ini berisiko menjadi warisan struktural yang menyulitkan generasi mendatang.

Pembangunan IKN bukan sekadar agenda politik sesaat, melainkan investasi jangka panjang bagi masa depan Indonesia. Untuk itu, mari kita pastikan setiap kebijakan yang diambil lahir dari perencanaan berbasis data, logika kelembagaan, dan visi kebangsaan—bukan dari kompromi politik jangka pendek yang merugikan rakyat dan daerah.

BACA JUGA:Tertangkap Judi di Pinggir Jalan, Anggota DPRD Kudus Sempat Ngaku Kuli Gabah.

BACA JUGA:Usai Tabrak Nenek, Dua Polisi Patroli Diwajibkan Jaga Korban 24 Jam.

Sumber:

Berita Terkait