25 Anak Indonesia Akhiri Hidup Sepanjang 2025: Bullying di Sekolah Jadi Sorotan Serius
25 Anak Indonesia Akhiri Hidup Sepanjang 2025: Bullying di Sekolah Jadi Sorotan Serius--ist
Salah satu kasus yang menorehkan luka mendalam adalah Ajeng (14 tahun), siswi MTs Negeri di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Ajeng ditemukan meninggal dunia pada 28 Oktober di rumahnya dalam kondisi tergantung.
Polisi menemukan surat wasiat berbahasa Sunda yang ditulis tangan oleh Ajeng. Dalam surat itu, ia meminta maaf kepada orang tua dan guru, serta mengungkapkan bahwa perundungan dari teman-temannya menjadi alasan ia mengakhiri hidupnya.
“Seperti kejadian tadi, bilang ‘Mati saja kamu’,” tulis Ajeng dalam suratnya yang menyayat hati.
Ia menulis bahwa ia telah berusaha memaafkan teman-temannya, tetapi tetap sering disakiti oleh kata-kata dan perlakuan mereka.
Kasus Ajeng menjadi alarm keras bagi semua pihak bahwa bullying bukan sekadar masalah kenakalan remaja, tetapi bisa berujung pada hilangnya nyawa.
BACA JUGA:Dibalik Kritik Publik, Prabowo Puji Dedikasi Polisi Yang Tetap Bekerja Untuk Rakyat.
BACA JUGA:Indonesia Gandeng India Kembangkan Program Makan Bergizi Gratis Demi Generasi Sehat ASEAN
Gerakan Bersama Melawan Bullying
KPAI menyerukan supaya sekolah, orang tua, dan masyarakat tidak menormalisasi perundungan dalam bentuk apa pun. Perlu langkah nyata seperti pendampingan psikologis rutin, pembentukan tim anti-bullying di sekolah, dan pendidikan karakter yang lebih kuat.
“Anak-anak butuh ruang aman untuk tumbuh, bukan tekanan yang membuat mereka kehilangan harapan” tegas Diyah.
Tragedi demi tragedi ini menjadi pengingat bahwa setiap kata dan tindakan memiliki dampak besar bagi jiwa anak-anak. Mencegah satu kata kasar, bisa jadi menyelamatkan satu nyawa.
BACA JUGA:Tetap Sehat di Masa Pancaroba — Tips Ampuh Menjaga Daya Tahan Tubuh agar Tak Mudah Sakit
Sumber: