Dualisme Takhta Keraton Surakarta: Konflik Panjang yang Kembali Memanas Hingga Muncul Dua Raja Baru

Dualisme Takhta Keraton Surakarta: Konflik Panjang yang Kembali Memanas Hingga Muncul Dua Raja Baru

Dualisme Takhta Keraton Surakarta: Konflik Panjang yang Kembali Memanas Hingga Muncul Dua Raja Baru--ist

Konflik semakin melibatkan internal keluarga, termasuk gugatan hukum dan pengurungan salah satu putri keraton pada 2017.

 

Tahun 2017–2023: Upaya Rekonsiliasi dan Kasus Kekerasan

Peristiwa penting periode ini:

  • April 2017 – PB XIII dan Tedjowulan kembali menggelar upacara bersama.
  • 18 Oktober 2017 – Seorang abdi putri kerajaan diusir paksa oleh pihak yang bertikai.
  • 27 Februari 2022 – Pengangkatan permaisuri dan putra mahkota oleh PB XIII menuai penolakan keras Lembaga Dewan Adat.
  • 23 Desember 2022 – Keraton diserang puluhan orang tak dikenal, menimbulkan korban luka.
  • 5 Januari 2023 – Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mempertemukan dua kubu dan menghasilkan kesepakatan damai.

BACA JUGA:Longsor Terjang Cibeunying Cilacap: 2 Tewas, 21 Warga Masih Hilang

BACA JUGA:Wisatawan Muslim Kini Lebih Mudah Menemukan Kuliner Halal di Jepang

2025: Konflik Suksesi Muncul Kembali Setelah PB XIII Wafat

Kisruh kembali memuncak setelah:

  • 2 November 2025 – PB XIII Wafat

Raja yang memimpin sejak 2004 itu meninggal setelah dua bulan dirawat intensif. Jenazah dibawa ke Keraton Solo sebelum diberangkatkan ke makam Imogiri.

  • 5 November 2025 – Putra Bungsu Mengklaim Takhta

Sesaat sebelum pemberangkatan jenazah,

KGPAA Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendro Mataram VI (GPH Purbaya)

menyatakan dirinya naik takhta sebagai:

  • Paku Buwono XIV

Ia menyampaikan deklarasi resmi dalam bahasa Jawa adat keraton saat upacara pelepasan jenazah ayahandanya.

  • 12 November 2025 – Undangan Penobatan Beredar

Keraton Solo mengirimkan undangan resmi penobatan Hamangkunegoro sebagai raja.

Karangan bunga ucapan selamat berdatangan—menandakan dukungan sebagian pihak.

Sumber: