Stabilitas Ekonomi Terjaga, Sumsel Raih Inflasi Terendah
inflasi, sumsel, ekonomi terjaga, inflasi terendah--ist
SILAMPARI.CO.ID – Sumatera Selatan (Sumsel) kembali mencatat prestasi membanggakan di awal tahun 2025 dengan menjadi salah satu provinsi dengan tingkat inflasi terendah di Indonesia. Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI), tingkat inflasi Sumsel berada di angka 2,1%, jauh di bawah rata-rata nasional yang tercatat sebesar 3,5%.
BACA JUGA:Tanggapi Insiden Tersengat Listrik, PLN Himbau Masyarakat Gunakan Layanan Resmi PLN
BACA JUGA:Dari Sumsel ke Malaysia: 40 Ton Kopi Sumsel Kualitas Terbaik Siap Berlayar ke Pasar Internasional
Keberhasilan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga para pelaku ekonomi daerah. Gubernur Sumsel, Herman Deru, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dan sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, Bank Indonesia, pelaku usaha, serta masyarakat.
“Kami berupaya keras menjaga stabilitas harga di pasar, terutama pada komoditas-komoditas strategis yang memiliki pengaruh besar terhadap inflasi. Operasi pasar, peningkatan produksi lokal, serta kerja sama dengan distributor adalah langkah-langkah yang kami ambil untuk memastikan harga tetap stabil,” ujar Herman Deru dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Gubernur Sumsel.
BACA JUGA:Gempa Bumi di Tibet: 126 Tewas, Ratusan Terluka
BACA JUGA:Virus HMPV Meningkat di India dan Inggris, Otoritas Kesehatan Minta Warga Waspada
Strategi Efektif Menekan Inflasi
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Edy Santoso, keberhasilan Sumsel dalam menekan inflasi tidak terlepas dari beberapa strategi kunci yang diterapkan secara konsisten. Berikut adalah beberapa strategi utama yang diambil oleh pemerintah daerah dan BI dalam menjaga tingkat inflasi tetap rendah
1. Stabilitas Pasokan Pangan
Sumsel dikenal sebagai salah satu daerah penyangga pangan di Indonesia, terutama dalam produksi beras, jagung, dan cabai. Dengan menjaga ketersediaan pasokan pangan secara berkelanjutan, pemerintah berhasil menekan kenaikan harga komoditas di pasar lokal. Upaya ini diperkuat dengan dukungan dari para petani lokal yang terus meningkatkan hasil produksi melalui program bantuan bibit unggul dan subsidi pupuk.
BACA JUGA:PSSI Umumkan Pengganti Shin Tae-yong, Erick Thohir Beri Bocoran
BACA JUGA:Super Air Jet Delay di Kualanamu: Penumpang Protes, Maskapai Tawarkan Kompensasi dan Minta Maaf
2. Operasi Pasar dan Subsidi Harga
Menjelang hari-hari besar seperti Natal, Tahun Baru, dan Idul Fitri, pemerintah Sumsel secara rutin menggelar operasi pasar murah di berbagai wilayah. Langkah ini bertujuan untuk menstabilkan harga barang-barang pokok yang biasanya mengalami lonjakan pada momen-momen tersebut. Selain itu, subsidi harga untuk komoditas tertentu juga diberikan guna menjaga daya beli masyarakat.
3. Penguatan Infrastruktur Logistik
Infrastruktur yang baik merupakan kunci dalam menjaga kelancaran distribusi barang. Sumsel terus berbenah dengan memperbaiki jalan-jalan penghubung antara sentra produksi dan pasar. Penguatan infrastruktur ini memastikan distribusi barang tetap lancar, sehingga tidak terjadi kelangkaan barang yang dapat memicu kenaikan harga.
BACA JUGA:Kejari Palembang Sita Buku Nikah Istri Kedua Kadisnakertrans Terkait Kasus Grafitikasi K3
BACA JUGA:Menelusuri Pesona Alam Gunung Bukit Barisan: Keindahan dan Kekayaan Hayati Pulau Sumatera
4. Kolaborasi dengan Pelaku Usaha
Pemerintah Sumsel secara aktif menjalin kerja sama dengan para pelaku usaha dan distributor. Melalui forum komunikasi rutin, pemerintah dapat memantau kondisi pasar secara langsung dan merespons cepat apabila terjadi gejolak harga di lapangan.
Dampak Positif bagi Masyarakat dan Pelaku Usaha
Keberhasilan Sumsel menjaga inflasi pada tingkat yang rendah membawa dampak positif bagi masyarakat dan pelaku usaha di daerah tersebut. Stabilitas harga barang membuat daya beli masyarakat tetap terjaga, sehingga aktivitas ekonomi dapat berjalan dengan baik.
Sumber: