Awal Tahun 2025, Dinkes Lubuklinggau Catat 15 Kasus DBD: Waspada di Musim Hujan

Awal Tahun 2025, Dinkes Lubuklinggau Catat 15 Kasus DBD: Waspada di Musim Hujan

Awal tahun 2025 waspada DBD--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Memasuki awal tahun 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau mencatat sebanyak 15 kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga minggu ke-3 Januari. Data ini menjadi peringatan bagi masyarakat, terutama di tengah musim penghujan yang menjadi periode aktif bagi nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebar penyakit DBD.

Menurut data yang dihimpun Dinkes, jumlah kasus DBD di Lubuklinggau mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, kasus DBD tercatat sebanyak 261 kasus. Angka tersebut menurun tajam pada 2023 menjadi 105 kasus, namun kembali melonjak pada 2024 dengan total 284 kasus.

BACA JUGA:Kebiasaan Rebahan dan Begadang Bisa Picu Pikun, Temuan Riset Menyoroti Dampak Buruk bagi Otak

BACA JUGA:Mendikdasmen Abdul Mu’ti Pastikan Istilah Ujian dan Zonasi Akan Diganti: Era Baru Sistem Pendidikan Nasional

Peningkatan ini mendorong Dinkes untuk mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap ancaman penyakit ini. Salah satu perwakilan Dinkes, Depit Kurniawan, menekankan pentingnya mengenali gejala DBD sejak dini dan segera mencari bantuan medis.

“Gejala DBD meliputi demam tinggi yang tidak turun meskipun sudah minum obat, nyeri pada tubuh, dan munculnya bintik-bintik merah pada kulit. Jika menemukan gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat,” ujar Depit Kurniawan.

Musim Hujan dan Peran Nyamuk Aedes Aegypti

Musim penghujan membawa risiko lebih besar terhadap penyebaran DBD karena banyaknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti. Untuk mengantisipasi hal ini, Dinkes mengajak masyarakat menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan langkah 3M Plus yang meliputi:

Menguras tempat penampungan air secara rutin.

Menutup rapat semua sumber air agar tidak menjadi tempat nyamuk bertelur.

BACA JUGA:Aksi Protes ASN Kemdiktisaintek: Pemecatan Diduga Sepihak, Pegawai Tuntut Penjelasan

BACA JUGA:Ketahuan Bawa Pisau, Pemuda Musi Rawas Diamankan Polisi di Empat Lawang

Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Plus, yakni langkah tambahan seperti menggunakan obat nyamuk, larvasida, atau kelambu.

Sebagai bagian dari upaya pemberantasan DBD, Dinkes juga menggalakkan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J). Program ini bertujuan untuk melibatkan keluarga dalam memantau dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal secara berkala.

Depit Kurniawan menggarisbawahi pentingnya kerja sama antara masyarakat dan pemerintah dalam menekan angka kasus DBD. Kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta melakukan langkah-langkah pencegahan menjadi kunci utama untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

“Kami terus mengimbau masyarakat agar meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kebersihan lingkungan. Tanpa kerja sama ini, sulit untuk menekan angka kasus DBD,” tutup Depit.

Dengan langkah preventif yang lebih ketat, diharapkan angka kasus DBD di Lubuklinggau dapat dikurangi secara signifikan, terutama di tengah musim penghujan yang menjadi waktu paling rawan untuk penyebaran penyakit.

BACA JUGA:Waspada! BPOM Umumkan Daftar 69 Kosmetik Berbahaya, Cek Apakah Produk Anda Termasuk

BACA JUGA:Petani Padi di Kota Lubuklinggau Antisipasi Serangan Hama Burung Pipit Menjelang Panen

Sumber: