Mengenal 7 Tradisi Unik Orang Minang yang Masih Tetep Eksis

Mengenal 7 Tradisi Unik Orang Minang yang Masih Tetep Eksis

tradisi minangkabau siti nurbaya--antara news lampung

Masyarakat etnis Minangkabau hidup dalam budaya kesukuan dan kesukuan. Setiap suku biasanya mempunyai pemimpin atau data suku. Ketika suatu suku atau bangsa mengangkat pemimpin baru, maka diadakanlah upacara Batagak Pangulu.

BACA JUGA:Tradisi Minum Teh

Upacara Batagak Pangulu merupakan salah satu upacara terbesar yang menjadi tradisi masyarakat Minangkabau. Acara ini biasanya diselenggarakan dengan menyembelih seekor kerbau dan berpesta selama 3 hari bahkan seminggu.

5. Batagak Kudo-Kudo

Upacara Batagak Kudo-Kudo merupakan salah satu rangkaian panjang tradisi pembangunan rumah yang ada di Minangkabau. Upacara Batagak Kudo-Kudo sendiri berlangsung pada saat rumah baru dipasang kuda-kuda. Biasanya upacara ini mirip dengan “baralek” yang mengundang warga desa dan sanak saudara. Atap seng atau atap rumah biasanya menjadi oleh-oleh yang dibawa oleh tamu undangan.

6.Tabuik

BACA JUGA:Mengenal Keanekaragaman Tradisi SumSel, Ada Mandi Kasai

Salah satu tradisi khas Sumatera Barat adalah Festival Tabuik. Festival Tabuik merupakan tradisi masyarakat Pariaman Sumatera Barat untuk merayakan wafatnya Hasan dan Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. Prosesi ini biasanya berlangsung selama satu minggu pada saat puncak festival “Hoyak Tabuik” pada tanggal 10 Muharram setiap tahunnya. 

Salah satu ungkapan tentang Pariaman dan Tabuik adalah bermain pantun yang berbunyi, “Pariaman tadanga langang, batabuik mangkonyo rami.” Pada puncak perayaan Tabuik, masyarakat se-Sumatera Barat biasanya suka berkumpul di kota Pariaman untuk menyaksikan "Hoyak Tabuik". Selain Sumbar, saksi prosesi festival Tabuik juga hadir dari luar negeri. Event tahunan Kota Pariaman ini sangat ditunggu-tunggu sekali oleh masyarakat minangkabau  setiap tahunnya.

7. Pacu Jawi

Salah satu tradisi unik yang menjadi favorit masyarakat Sumatera Barat adalah Pacu Jawi. Pacu Jawi merupakan tradisi unik yang sering dilakukan masyarakat Tanah Datar khususnya Kecamatan Sungai Tarab, Rangkat, Limo Sama dan desa Pariangan. Selain itu, Pacu Jawi juga terdapat di kawasan Limapuluh Kota dan Payakumbuhi.

BACA JUGA:Menunggang Kuda Menari di Majene Diusulkan Sebagai Warisan Budaya Nusantara

Sekilas, Pacu Jawi mirip dengan Karapan Sap yang ada di Madura. Namun yang membedakan keduanya adalah lahan yang bisa digunakan.

Jika Karapan Sapi menggunakan sawah kering, Pacu Jawi menggunakan sawah basah dan berlumpur. Selanjutnya joki Pacu Jaw tidak menggunakan tongkat seperti Karapan Getah untuk membuat sapi berlari lebih cepat, melainkan biasanya menggigit ekor sapi.

 

Sumber: