Beras dan Rokok Kuras Uang Orang Miskin, BPS Ungkap Pola Pengeluaran Masyarakat.

Beras dan Rokok Kuras Uang Orang Miskin, BPS Ungkap Pola Pengeluaran Masyarakat.

Beras dan Rokok Kuras Uang Orang Miskin, BPS Ungkap Pola Pengeluaran Masyarakat.--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Fenomena konsumsi masyarakat miskin di Indonesia kembali menjadi sorotan. Berdasarkan data resmi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), dua komoditas utama yang paling banyak menguras pengeluaran masyarakat miskin adalah beras dan rokok kretek filter. Hal ini berlaku di perkotaan maupun perdesaan, menunjukkan pola konsumsi yang konsisten di berbagai wilayah.

BACA JUGA:Viral! Ibu Tua Dibuang Anak Kandung, Polisi Masih Upayakan Mediasi Dugaan Kasus Penelantaran di Probolinggo.

BACA JUGA:Dibalas Cerai Setelah Jadi ASN: Kisah Pilu Suami yang Setia Membiayai Kuliah dan Mengantar Jemput Istri

Dalam rilis per Maret 2025, BPS mencatat bahwa mayoritas pengeluaran penduduk miskin digunakan untuk kebutuhan makanan, dengan beras dan rokok menjadi dua komponen pengeluaran tertinggi.

“Beras masih memberi sumbangan terbesar... Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan,” jelas BPS.

BACA JUGA:Kreatif Berinovasi, Agen BRILink di Kota Bengkulu Permudah Layanan Transaksi Keuangan

BACA JUGA:Ikuti Pameran Internasional di Singapura, UMKM Binaan BRI Ini Buktikan Kekuatan Produk Lokal di Kancah Global

Beras Jadi Pengeluaran Utama, Rokok Menyusul

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan bahwa:

Di perkotaan, beras menyedot 21,06% dari total pengeluaran orang miskin, sementara rokok kretek filter mencapai 10,72%.

Di perdesaan, beras bahkan lebih tinggi, yakni 24,91%, dan rokok menyumbang 9,99% dari total pengeluaran.

Artinya, lebih dari seperempat pengeluaran masyarakat miskin digunakan hanya untuk dua komoditas ini.

Secara keseluruhan, pengeluaran untuk komoditas makanan berkontribusi sebesar 73,67% di kota dan 76,07% di desa terhadap garis kemiskinan. Sedangkan komoditas non-makanan, seperti perumahan, pendidikan, dan kesehatan, menyumbang 26,33% di kota dan 23,93% di desa.

BACA JUGA:Seladi, Sosok Polisi Jujur Pilih Jadi Pemulung daripada Terima Suap:

Sumber: