Viral Video Prabowo Tayang di Bioskop, Tuai Kritik Sebagai Propaganda.

Viral Video Prabowo Tayang di Bioskop, Tuai Kritik Sebagai Propaganda.

Viral Video Prabowo Tayang di Bioskop, Tuai Kritik Sebagai Propaganda--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Sebuah video berisi klaim capaian program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang diputar di bioskop jelang pemutaran film utama menuai kritik luas dari masyarakat. Tayangan tersebut dianggap tidak pantas, cenderung memaksakan, dan dinilai sebagai bentuk propaganda politik di ruang publik.

BACA JUGA:Prabowo Sapa Warga Saat Tinjau Korban Banjir Bali:

BACA JUGA:Mantan Panglima Israel Akui IDF Bunuh dan Lukai 200 Ribu Warga Gaza

 

Video berdurasi beberapa menit itu menampilkan pernyataan Prabowo yang berkomitmen menghapus kemiskinan, serta mengklaim keberhasilan sejumlah program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), pembentukan 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih, dan beroperasinya 5.800 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia.

BACA JUGA:Kecelakaan di Tikungan Musi Rawas, Pemotor Terluka Parah Usai Hantam Truk.

BACA JUGA:Prabowo Disebut Akan Ganti Kapolri Jenderal Listyo, Dua Jenderal Bintang Tiga Masuk Kandidat.

Selain itu, ditampilkan pula data produksi beras nasional yang disebut mencapai 21,76 juta ton hingga Agustus 2025, pencetakan sawah seluas 225 ribu hektare, serta ekspor jagung sebanyak 1.200 ton di awal tahun.

BACA JUGA:Daftar 10 Negara yang Tolak Palestina Merdeka di Majelis Umum PBB

BACA JUGA:Listyo Akan Tetap Dipertahankan sebagai Kapolri Oleh DPR

Kritik dari Aktivis dan Akademisi

 

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menilai penayangan video itu tak lebih dari bentuk indoktrinasi.
“Cara seperti ini kerap dilakukan negara otoriter dan fasis,” kata Usman, Minggu (14/9/2025).

BACA JUGA:Percobaan Perampokan di Kosan Mahasiswi Lubuklinggau, Pelaku Belum Diringkus.

BACA JUGA:Korut Eksekusi Warga di Depan Publik karena Ketahuan Nonton Film Asing

Ia mendesak pemerintah menghentikan tayangan tersebut dan meminta maaf secara terbuka. Menurutnya, langkah itu justru merendahkan kecerdasan publik karena menyajikan konten propaganda yang bertolak belakang dengan realitas.

BACA JUGA:Eko Patrio Bantah Ngumpet di Luar Negeri Saat Demo

BACA JUGA:Presiden Prabowo Blusukan ke Gang-Gang Sempit Terdampak Banjir di Bali

 

Senada dengan itu, Asep Suryana, dosen Sosiologi Universitas Negeri Jakarta, menyebut cara pemerintah memaksakan tayangan propaganda justru akan memperburuk kepercayaan publik.
“Alih-alih melakukan evaluasi, pemerintah malah mengintervensi ruang publik dengan sajian yang menjadi protes keras publik,” katanya.

BACA JUGA:Motor Paman Digelapkan, Pemuda Asal Lubuklinggau Masuk Bui.

BACA JUGA:Prabowo Setujui Penarikan Dana Rp. 200 Triliun Pemerintah dari BI

Respons Pemerintah

Menanggapi kritik tersebut, Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Presiden, Prasetyo Hadi, menilai penggunaan media publik untuk menyampaikan pesan pemerintah bukan hal yang keliru.

“Sepanjang tidak melanggar aturan dan tidak mengganggu kenyamanan, itu hal yang lumrah,” ujarnya.

BACA JUGA:Polisi Lalai Terbitkan SKCK, Tersangka Pembunuhan Malah Jadi Anggota DPRD.

BACA JUGA:PLN Pulihkan Listrik Pascabencana, Warga Bali Kembali Beraktivitas

Warganet Serukan Boikot Tayangan

Gelombang kritik juga ramai di media sosial. Banyak warganet mengeluhkan bahwa bioskop seharusnya menjadi ruang hiburan, bukan sarana propaganda.

Sebagai bentuk protes, sejumlah akun menyerukan agar penonton masuk ke studio 15 menit setelah jadwal tayang film utama, agar tidak perlu menonton video capaian pemerintah. Ajakan itu mendapatkan banyak dukungan.

BACA JUGA:Pos Ronda Kembali Jalan, Mendagri Minta RT/RW Tingkatkan Keamanan Lingkungan.

BACA JUGA:Charlie Kirk, Pendukung Trump Ditembak Mati di Universitas Utah

Hingga Minggu sore, unggahan akun Instagram @catatanfilm tentang tayangan video Prabowo sudah mendapat lebih dari 74 ribu suka dan 14 ribu komentar, sebagian besar bernada negatif.

BACA JUGA:Ini Alasan Kementerian PU Tarik Diri dari Pembangunan IKN Mulai 2026

BACA JUGA:Dorong Santri Adaptif, Gibran Tekankan Pentingnya Belajar AI dan Coding

Sumber:

Berita Terkait