Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP Halaman 147-149 Kurikulum Merdeka: Memahami Makna Puisi

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP Halaman 147-149 Kurikulum Merdeka: Memahami Makna Puisi

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP Halaman 147-149 Kurikulum Merdeka: Memahami Makna Puisi--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Bagi siswa kelas 9 SMP yang tengah mempelajari materi Kegiatan 9: Memahami Makna Puisi dalam buku Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka, berikut ini tersedia kunci jawaban untuk membantu memahami isi dan makna puisi dengan lebih baik.

 

Dalam tugas pada halaman 147-149, siswa diminta untuk menganalisis puisi serta menginterpretasikan makna yang terkandung di dalamnya. Dengan memahami kunci jawaban ini, siswa dapat memperdalam wawasan mereka mengenai puisi serta mengasah kemampuan berpikir kritis dalam mengartikan setiap bait yang tertulis.

Dikutip melalui kanal YouTube Media Pembelajaran, kunci jawaban ini diharapkan dapat menjadi referensi yang berguna bagi siswa dalam mengerjakan tugas mereka.

Kegiatan 9 :

BACA JUGA:Harga Pangan di Lubuk Linggau Menjelang Ramadan: Sejumlah Komoditas Turun, Pedagang Mengeluh Sepinya Pembeli

BACA JUGA:Harga TBS Sawit di Sumatera Selatan Kembali Turun, Petani Harus Siap Hadapi Fluktuasi Pasar

 

Memahami Makna Puisi

 

Membaca

 

Langkah-langkah untuk mengetahui makna puisi antara lain:

 

 

 

1. Bacalah puisi ini dalam hati beberapa kali.

 

PERAHU KERTAS

 

Sapardi Djoko Damono

 

Waktu masih kanak-kanak, kau membuat perahu kertas dan kaulayarkan di tepi kali

Alirnya sangat tenang, dan perahumu bergoyang menuju lautan

“Ia akan singgah di bandar-bandar besar,” kata seorang lelaki tua

Kau sangat gembira, pulang dengan berbagai gambar warna-warni di kepala

Sejak itu kau pun menunggu kalau-kalau ada kabar dari perahu yang tak pernah lepas dari rindumu itu

Akhirnya kaudengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya,

BACA JUGA:Primer Water vs. Setting Spray: Mana yang Lebih Baik untuk Makeup Tahan Lama?

BACA JUGA:Athalla Naufal Bagikan Momen Romantis Saat Berlutut di Hadapan Elina Joerg, Lamaran atau Adegan Film?

“Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah banjir besar dan kini terdampar di sebuah bukit.”

Sumber: