Mengenal 5 Upacara Adat Papua, Tradisi yang Diwariskan Turun Temurun

Mengenal 5 Upacara Adat Papua, Tradisi yang Diwariskan Turun Temurun

ilustrasi upacara adat papua--freepik

BACA JUGA:Tari Tradisional Khas Jawa Timur, Mengenal Sejarah dan Keunikan Tari Remo

4. Upacara adat Kematian Suku asmat 

Upacara kematian suku Asmati merupakan salah satu upacara adat Papua. Jenazah suku Asmat yang meninggal tidak dikuburkan, melainkan dimandikan dalam lesung bersenjatakan sagu.

Almarhum juga diberikan tikar anyaman bambu sebelum disapu menyusuri sungai hingga ke laut. Upacara adat ini dilakukan sehubungan dengan kepercayaan bahwa kematian disebabkan oleh campur tangan roh jahat. 

5. Bakar batu 

BACA JUGA:Tidak Banyak Orang Tahu, 4 Danau Indah di Indonesia Ini Dikenal Danau yang Paling Mistis!

Upacara bakar batu merupakan salah satu upacara paling terkenal di Papua. Pembakaran batu sebagai tanda syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa masyarakat Papua. Upacara adat ini dilakukan untuk merayakan kabar gembira seperti kelahiran, pernikahan adat, penobatan pemimpin suku dan berangkat berperang.

Pada saat upacara adat, masyarakat berkumpul dan memasak serta makan bersama. Bahan makanan diolah dengan batu panas membara. Menurut sejarahnya, bagi masyarakat pegunungan, pembakaran batu merupakan perayaan pembakaran daging babi. 

Namun sebagai bentuk toleransi, masyarakat Papua tidak selalu menghisap daging babi, tapi terkadang juga kambing, sapi, atau ayam. Batu tersebut sering dibakar oleh suku pedalaman seperti Nabire, Lembah Baliem, Paniai, Pegunungan Tengah, Bukit Bintang, Yahukimo dan Dekai. 

Upacara adat bakar batu ini mempunyai berbagai nama dalam perkembangannya, seperti Kit Oba Isago di Wamena, Barapen di Jayawijaya, dan Mogo Gapil di Paniai.

BACA JUGA:Inilah 5 Tradisi Paling Mengerikan dan Menyeramkan di Indonesia

6. Nasu Palek

Upacara adat Papua ini dinilai sangat ekstrim. Upacara adat Nasu Palek merupakan tradisi operasi telinga yang dilakukan oleh masyarakat suku Dan.

Tradisi Nasu Palek dihadirkan sebagai wujud rasa duka atau duka ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Bagi suku Dan, setiap daun telinga yang dikecilkan merupakan penghormatan kepada ibu, ayah, dan saudara kandung yang telah meninggal.

7. Iki Palek

Sumber: