SILAMPARITV.CO.ID - Guru Besar Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Prof. Agus Sartono, menilai bahwa pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebaiknya diserahkan langsung kepada kantin sekolah agar lebih efektif, efisien, dan terhindar dari praktik rente.
BACA JUGA:10 Ide Bekal Anak yang Murah, Mudah & Bergizi
BACA JUGA:Resep Sambal Pecel Sayur ala Jawa — Pedas Wangi
Menurut Agus, selama 10 bulan pelaksanaan MBG, sudah banyak ditemukan persoalan di lapangan mulai dari kasus keracunan makanan hingga dugaan penyelewengan dana. Padahal, program ini sejatinya memiliki tujuan mulia untuk meningkatkan asupan gizi anak sekolah.
“Tantangannya bukan pada ide besar, tetapi pada mekanisme implementasi. Banyak persoalan muncul di tahap pelaksanaan, sehingga menimbulkan pandangan negatif dan kasus keracunan di sejumlah daerah,” ujar Agus dalam keterangannya, baru-baru ini.
BACA JUGA:4 Kunci Rahasia Masakan Thailand
BACA JUGA:20 Soal PAT/UKK PAI Kelas 7 SMP Semester 2 Kurikulum Merdeka Tahun 2025 Lengkap dengan Kunci Jawaban
Anggaran MBG Capai Ratusan Triliun
Agus mengungkapkan, jika dihitung dari jumlah penerima manfaat, program MBG harus melayani sekitar 55,1 juta siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA/SMK, termasuk pendidikan keagamaan dan SLB.
Dengan alokasi Rp. 15 ribu per siswa, dibutuhkan anggaran total sekitar Rp. 247,95 triliun. Angka ini bahkan lebih besar dari dana desa tahun 2025 yang hanya mencapai Rp. 71 triliun.
Menurut Agus, perputaran dana sebesar itu seharusnya bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah jika dikelola dengan benar.
“Jumlahnya sangat besar dan potensial mendorong konsumsi nasional. Namun lagi-lagi, persoalannya ada pada delivery mechanism,” tegasnya.
BACA JUGA:5 Khasiat Rahasia Teh untuk Kesehatan dan Umur Panjang
BACA JUGA:3 Resep Sambal Khas Nusantara yang Pedasnya Nagih
Usul: Serahkan ke Kantin Sekolah