Dikira Hilang, Ternyata Pria Ini Sembunyi di Gunung Demi Lupakan Mantan.

Dikira Hilang, Ternyata Pria Ini Sembunyi di Gunung Demi Lupakan Mantan.

Dikira Hilang, Ternyata Pria Ini Sembunyi di Gunung Demi Lupakan Mantan.--ist

BACA JUGA:Iseng Tepuk Bokong Mahasiswi, Jukir Liar di Makassar Ditangkap Polisi.

BACA JUGA:Tak Puas dengan Hasil Otopsi di Indonesia, Keluarga Juliana Marins Lakukan Otopsi Kedua di Brasil.

Wakil Kepala Kepolisian Yuhang, Zhu Liliang, mengatakan bahwa Xiaolin mengaku dengan jujur bahwa ia sengaja mengasingkan diri ke pegunungan untuk menenangkan pikiran akibat patah hati yang mendalam.

BACA JUGA:FLS3N Tingkat Kota Lubuk Linggau, Wadah Emas untuk Mengasah Bakat Seni Pelajar.

BACA JUGA:Diduga dalam Pengaruh Alkohol, Mobil Polisi Tabrak Enam Warga di Dompu.

Hidup ala "Survivor" demi Lupakan Mantan

Selama enam hari pelariannya, Xiaolin menempuh perjalanan sejauh 40 kilometer, berjalan kaki dari Xianlin ke Fuyang, lalu ke Zhongtai hingga akhirnya mencapai Lin’an. Ia bertahan hidup dengan memakan buah-buahan liar dan meminum air dari mata air pegunungan. Bahkan, selama tiga hari pertama, ia sama sekali tidak makan atau minum.

BACA JUGA:Mengenal Hj. Rita Anwar, Dari Staf Kecamatan Hingga Lurah Inspiratif Talang Ubi Timur.

BACA JUGA:Fahri Hamzah Usulkan Gaji Buruh Langsung Dipotong untuk Kredit Rumah: Solusi Perumahan tanpa Bebani APBN

“Ketika ditemukan, pakaiannya sudah robek-robek. Ia benar-benar kelelahan dan akhirnya turun ke area pemukiman untuk mencari makanan,” jelas Zhu.

Kini kondisi fisik dan mental Xiaolin telah berangsur pulih. Ia telah menyadari bahwa tindakannya membuat keluarga sangat cemas dan menyesal telah bertindak impulsif. Ia juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

BACA JUGA:Sukses Jadi Mata Pencaharian Warga Sekitar, Ini Kisah Klaster Usaha Tanaman Hias Binaan BRI

BACA JUGA: Demo Tolak Tambang Emas Ilegal di Muratara Ricuh, Warga Blokir Jalan dan Polisi Amankan Provokator

Respons Netizen: Simpati hingga Kritik

Tak butuh waktu lama, kisah Xiaolin menyebar luas di platform media sosial Tiongkok. Sebagian warganet merasa kagum dengan keberanian (dan keputusasaan) Xiaolin, namun banyak juga yang mengkritik tindakannya sebagai tidak sehat secara emosional.

Sumber:

Berita Terkait