Dubes Iran Kecam Israel: Sebut sebagai Tumor Ganas, Tolak Gencatan Senjata sebagai Solusi Konflik Timur Tengah

Dubes Iran Kecam Israel: Sebut sebagai Tumor Ganas, Tolak Gencatan Senjata sebagai Solusi Konflik Timur Tengah

Dubes Iran Kecam Israel: Sebut sebagai Tumor Ganas, Tolak Gencatan Senjata sebagai Solusi Konflik Timur Tengah--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, secara tegas mengecam keberadaan Israel di kawasan Timur Tengah. Dalam wawancara eksklusif bersama Tempo pada Kamis, 10 Juli 2025, Boroujerdi menyebut Israel sebagai “tumor ganas” yang ditanam di wilayah tersebut oleh kekuatan hegemonik dunia, khususnya Amerika Serikat.

BACA JUGA:Beras Oplosan Diusut Polisi, DPR Ikut Pantau: 212 Merek Diselidiki, Konsumen Rugi, Petani Dikhianati.

BACA JUGA:Jhonnery, Kades di Kampar Dicopot Imbas Dugaan Hamili Janda: Digeruduk Warga, Kini Ajukan Jalur Hukum.

Pernyataan keras itu disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan menyusul serangan Israel ke fasilitas militer Iran pada pertengahan Juni 2025. Boroujerdi menolak pendekatan gencatan senjata sebagai solusi utama dan menegaskan bahwa akar konflik adalah campur tangan asing.

“Persoalan di kawasan kami adalah ikut campur kekuatan internasional. Negara-negara Timur Tengah mampu mengelola kawasan sendiri tanpa intervensi pihak luar,” tegas Boroujerdi di kediamannya di Menteng, Jakarta Pusat.

BACA JUGA:BRI Luncurkan BRILiaN Way, Transformasi Culture Menuju One of The Most Profitable Bank in Southeast Asia

BACA JUGA:Contoh Soal Pedagogik UKPPG Guru Tertentu 2025: Strategi Pembelajaran Efektif dan Berpusat pada Peserta Didik

Israel Dicap “Tumor Ganas” oleh Dubes Iran

Dalam pernyataannya, Boroujerdi menuduh Amerika Serikat dan sekutunya menciptakan ketidakstabilan di Timur Tengah demi kepentingan politik global mereka. Salah satu simbol campur tangan tersebut, menurutnya, adalah keberadaan rezim Zionis Israel.

“Mereka menciptakan sebuah ‘tumor ganas’ di kawasan Timur Tengah bernama rezim Zionis Israel,” ujar Boroujerdi.

Ia juga mendesak lembaga internasional seperti Dewan Keamanan PBB dan Dewan HAM PBB agar bertindak lebih tegas dan netral, serta tidak terpengaruh kepentingan politik negara-negara besar.

“Sayang sekali kepentingan politik dan rasa takut lembaga-lembaga internasional sangat mempengaruhi kinerja mereka,” ungkapnya.

BACA JUGA:Usai Marketplace, Pemerintah Kejar Pajak Lewat Media Sosial: AI Siap Deteksi Penghasilan ‘Tersembunyi’.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Celana Panjang Jeans Anak Laki-laki: Harga Terjangkau, Nyaman Dipakai, Nggak Bikin Begah!

Sumber: