Drama Video “Bocah Diminta Setop Sekolah” di Touna Ternyata Settingan
Drama Video “Bocah Diminta Setop Sekolah” di Touna Ternyata Settingan--ist
SILAMPARITV.CO.ID - Video viral yang menampilkan siswa SD bernama Galang Rawadhan (12) menangis karena diminta berhenti sekolah oleh ayahnya yang lumpuh ternyata sebuah settingan. Kapolsek Una-Una, AKP Mustarim Abbas, menyatakan video itu sengaja direkayasa agar mendapatkan simpati dan bantuan dana dari masyarakat.
BACA JUGA:Jangkau 67 Ribu Desa, AgenBRILink Terus Perkuat Inklusi Keuangan di Indonesia
BACA JUGA:RA Ummi Lubuklinggau Sukses Gelar Pentas Seni & Akhirussanah “Cerdas Ceria Berprestasi”
Video “Miris” Ternyata Fiktif
Menurut Kapolsek, tetangga menyebut rekaman tersebut ‘film settingan’—Galang sebenarnya tetap sekolah, bukan berhenti. Rekayasa ini diduga digunakan untuk menarik simpati publik dan mengumpulkan dana.
Dana Bantuan Disalahgunakan
Polisi menemukan bukti bahwa dana bantuan yang diterima—termasuk yang mereka terima menjelang Lebaran—justru digunakan ayah Galang, Rikson Lawadang, untuk bermain judi online, dengan transaksi hingga puluhan juta rupiah.
BACA JUGA:Ribuan Orang Diduga Sengaja Tak Bayar Utang Pinjol, Galbay Merajalela di Medsos.
BACA JUGA:PM Israel yang Dibunuh oleh Ekstremis Yahudi karena Ingin Damai dengan Palestina
Penanganan Polisi & Dukungan Masyarakat
Polsek Una-Una telah memberikan peringatan kepada Rikson. Jika rekayasa ini terus muncul, kemungkinan akan dikenai tindakan hukum terkait penipuan publik atau penyalahgunaan bantuan.
Meski begitu, Polres Tojo Una-Una tetap memberikan dukungan: memenuhi kebutuhan seragam, alat tulis, dan biaya pendidikan hingga Galang lulus sekolah. Kapolres AKBP Ridwan bahkan menegaskan bantuan akan terus berlanjut, termasuk kontrol agar tidak terjadi perundungan di sekolah.
Kondisi Terkini dan Respons Positif
Setelah ditangani Polsek dan Kapolres, Galang dilaporkan kini tampil lebih ceria dan tetap semangat belajar. Dalam kunjungan langsung oleh AKP Mustarim Abbas, ia mengajak Galang agar tetap menjalani pendidikan tanpa beban ekonomi.
BACA JUGA:Kalapas Lubuklinggau Gelar Briefing Komprehensif untuk Petugas Jaga
BACA JUGA:Lapas Lubuklinggau Ikut Pemusnahan Barang Bukti Inkracht di Kantor Kejari Kota Lubuklinggau
Tinjauan dan Pesan Moral
|
Masalah |
Penanganan |
|
Rekayasa untuk simpati |
Video viral ternyata settingan untuk menggalang dana. |
|
Penyalahgunaan bantuan |
Uang bantuan digunakan untuk judi online, polisi memberi peringatan. |
|
Tindakan positif polisi |
Polres menyediakan dukungan pendidikan dan perlengkapan sekolah. |
|
Pentingnya verifikasi |
Masyarakat dihimbau tidak langsung percaya narasi viral tanpa klarifikasi. |
BACA JUGA:DLH Ambil Sampel Air Limbah di Lapas Lubuklinggau: Komitmen Terhadap Lingkungan
BACA JUGA:Lapas Lubuklinggau Dukung Forum P4GN BNN Kota: Perangi Narkoba dari Dalam dan Luar Lembaga
Kesimpulan
Kisah “Galang Diminta Setop Sekolah” awalnya menyentuh simpati publik, namun kini terungkap sebagai rekayasa yang disertai penyalahgunaan dana bantuan. Langkah cepat Polres Tojo Una-Una—dengan bantuan berkelanjutan sekaligus peringatan hukum—menunjukkan komitmen untuk menjaga kondisi yang nyata, bukan hanya dipengaruhi citra media sosial.
Sumber: