Mengenal Rambu Solo: Upacara Pemakaman Adat Penuh Makna dari Suku Toraja, Sulawesi Selatan

Upacara Rambu Solo terdiri dari beberapa tahap yang berlangsung selama beberapa hari hingga minggu, tergantung pada status sosial dan kemampuan ekonomi keluarga.

1. Persiapan Upacara

Persiapan dilakukan jauh hari sebelumnya, bahkan bertahun-tahun. Keluarga yang berduka akan menabung untuk membeli kerbau dan babi, yang menjadi hewan kurban utama dalam upacara. Rumah adat Tongkonan dihias dan disiapkan untuk menerima tamu dan pelaksanaan ritual.

2. Penyembelihan Hewan Kurban

Kerbau, khususnya kerbau albino (tedong bonga), dianggap suci dan dipercaya sebagai pengantar roh ke Puya. Semakin banyak kerbau yang disembelih, semakin tinggi penghormatan terhadap almarhum. Ritual ini biasanya dilakukan untuk kalangan bangsawan atau Tana’ Bulaan.

BACA JUGA:Benarkah Makanan Bisa Memicu Mimpi Buruk? Ini Penjelasan Ilmiah Terbarunya

BACA JUGA:Bos BUMN China Dihukum Mati karena Korupsi Rp. 3 Triliun, Aset Disita Negara.

3. Tarian dan Nyanyian Adat

Tarian Ma'badong adalah tarian khas yang dilakukan oleh pria dewasa dalam lingkaran sambil menyanyikan syair-syair tentang kehidupan almarhum. Tarian ini mencerminkan keabadian hidup dan menjadi bentuk duka sekaligus penghormatan.

4. Prosesi Pengantaran Jenazah

Jenazah diarak menuju tempat pemakaman dengan upacara meriah dan musik tradisional. Pemakaman tidak dilakukan di tanah, melainkan di gua alami, tebing batu, atau liang khusus di bukit. Proses ini melibatkan kerja sama banyak orang dan menjadi pusat perhatian seluruh komunitas.

5. Penyempurnaan Upacara

Setelah pemakaman, keluarga menggelar perjamuan besar dan melakukan ritual tambahan untuk memastikan roh telah sampai di Puya. Ritual ini juga menjadi ajang silaturahmi dan solidaritas antarkeluarga.

BACA JUGA:Cerita Reflektif PPG Kemenag 2025: Pengalaman Guru dalam Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi

BACA JUGA:10 HP Murah yang Bagus untuk Main Game, Mulai dari Rp 1 Jutaan: Ada Vivo, Realme hingga Infinix.

Sumber: