Luhut Soal OTT KPK: Kalau Mau Bersih-Bersih Amat, di Surga Saja

Luhut Soal OTT KPK: Kalau Mau Bersih-Bersih Amat, di Surga Saja

Luhut Soal OTT KPK: Kalau Mau Bersih-Bersih Amat, di Surga Saja--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan kembali melontarkan pernyataan kontroversial terkait operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

BACA JUGA:Sederet Artis Ramaikan Gerakan Brave Pink Hero Green di Instagram

BACA JUGA:Viral di Medsos, Polisi Cuek Saat Diminta Bantu Cari HP Penjual Es Kopi.

 

Menurut Luhut, OTT tidak memberikan efek jera yang signifikan bagi pelaku korupsi. Ia justru menilai pencegahan korupsi jauh lebih penting dibandingkan sekadar menangkap tangan para pejabat yang melakukan praktik korupsi.

BACA JUGA:Nadiem Makarim Ditetapkan Tersangka Korupsi Chromebook, Ekspresinya Jadi Sorotan.

BACA JUGA:Warga Geger, Pria di Pagar Alam Jual Daging Kucing Mengaku Kambing Muda.

“Ya memang harus begitu, ngapain bangsa kita ini pamer OTT, OTT melulu, bangga melihat itu,” kata Luhut dalam acara Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023).

BACA JUGA:Naas, Kepala Puskesmas Ciptodadi Terlibat Kecelakaan Tunggal dan Alami Luka Serius.

BACA JUGA:Cara Restart HP Oppo Tanpa Tombol Power dengan Mudah dan Praktis

 

Bahkan dalam kesempatan lain, Luhut menyebut bahwa kalau ingin hidup benar-benar bersih, sebaiknya ke surga saja.
“Kalau kita mau bekerja dengan hati, ya kalau hidup-hidup sedikit bolehlah. Kita kalau mau bersih-bersih amat di surga lah kau,” ujarnya.

BACA JUGA:Realme Perkenalkan HP Konsep dengan Pendingin AC Internal

BACA JUGA:Gibran Rakabuming Dihantam Gugatan Rp. 125 Triliun, Apa Penyebabnya?

ICW: Pernyataan Luhut Bisa Rusak Citra Indonesia

Pernyataan Luhut tersebut langsung menuai respons dari Indonesia Corruption Watch (ICW). Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana, menyebut komentar Luhut tidak memiliki dasar logis dan justru berpotensi merusak citra Indonesia di mata dunia.

BACA JUGA:Kunci Jawaban IPA Kelas 5 SD Halaman 140: Sistem Pencernaan dan Pola Hidup Sehat

BACA JUGA:Semarak Hari Pelanggan Nasional 2025, PLN Luncurkan Promo Tambah Daya Diskon 50%

“ICW menyarankan kepada saudara Luhut Binsar Pandjaitan untuk lebih giat membaca literatur mengenai pemberantasan korupsi,” ujar Kurnia.

 

Menurut ICW, justru OTT dapat meningkatkan citra positif Indonesia karena menunjukkan adanya komitmen penegakan hukum yang bersih dan tegas terhadap praktik korupsi.

BACA JUGA:Good Boy: Film Horor 2025 dari Sudut Pandang Anjing, Siap Bikin Merinding

BACA JUGA:Menkeu Tegaskan 2026 Tak Ada Pajak Baru, UMKM Tetap Dapat Insentif.

ICW juga menyinggung penghargaan bergengsi Ramon Magsaysay Award yang pernah diterima KPK pada 2013 silam, sebagai bukti pengakuan dunia terhadap efektivitas kerja lembaga antirasuah tersebut.

BACA JUGA:The Exorcists of Tha Rae, Film Horor Thailand tentang Ritual Pengusiran Setan

BACA JUGA:Sinergitas Pemda dan Polres Mura, 3 Mobil Dinas Resmi Diserahkan.

Aktivis: Ucapan Luhut Bisa Melemahkan OTT

Aktivis antikorupsi Ubeidillah Badrun menilai pernyataan Luhut soal OTT berbahaya bagi agenda pemberantasan korupsi di Indonesia. Menurutnya, narasi yang dibangun Luhut bisa memberi legitimasi untuk mengkerdilkan peran OTT KPK.

BACA JUGA:Exit 8: Film Horor Jepang Adaptasi Game Indie yang Bikin Penonton Terjebak di Lorong Tanpa Akhir

BACA JUGA:Jujutsu Kaisen: Hidden Inventory/Premature Death – Film Prekuel yang Mengungkap Masa Lalu Gojo dan Geto

 

“Ucapan tersebut bisa dimaknai menjadi narasi ganda, yaitu pencegahan korupsi melalui digitalisasi dan sekaligus menolak OTT. Hal ini berbahaya karena dapat mengaburkan opini publik terhadap pentingnya OTT,” kata Ubeidillah.

BACA JUGA:Uji Soal Matematika Kelas 9 SMP (25 Soal Pilihan Ganda)

BACA JUGA:3 Resep Pepes Tahu dan Tempe Berbumbu Sedap Buat Makan Siang

Luhut Konsisten Tolak OTT

Pernyataan Luhut soal OTT sejatinya bukan yang pertama kali. Beberapa kali ia menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap penindakan korupsi lewat operasi tangkap tangan:

BACA JUGA:Resep Ayam Bakar Bumbu Kecap Kemiri yang Manis Gurih

BACA JUGA:Jualan Nasi Kuning Rendang Rp 13 Ribu, Penjual Ini Dianggap Rusak Harga Pasar

 

  • April 2021, ia menyebut OTT tidak membuat pejabat jera, meski KPK gencar melakukan penindakan.

  • Desember 2022, Luhut mengatakan OTT memperburuk citra Indonesia di mata dunia dan mendorong digitalisasi pengawasan untuk mencegah korupsi.

  • Januari 2023, ia bahkan mengajak kepala daerah agar berani melawan OTT.

BACA JUGA:5 Menu Sarapan Penangkal Cemas untuk Jadi Mood Booster Pagi Hari

BACA JUGA:Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Terancam Kehilangan Gaji DPR, NasDem Ajukan Pembekuan.

Luhut berulang kali menegaskan bahwa solusi terbaik adalah digitalisasi sistem pemerintahan, yang menurutnya bisa mempersempit celah terjadinya korupsi tanpa harus sering mengandalkan OTT.

BACA JUGA:Innova Ringsek Usai Tabrak Hilux dan Motor di Lubuklinggau, Dikemudikan Anggota Polisi.

BACA JUGA:Miris! Usia 20-an Sudah Kena Penyakit Jantung, Ini 4 Pemicu Utamanya Menurut Dokter

OTT Tetap Alat Penting

Meski demikian, banyak pihak menilai OTT tetap menjadi salah satu instrumen paling efektif dalam memberantas korupsi. Pasalnya, OTT dilakukan dengan bukti kuat dan pelaku yang tertangkap tangan, sehingga sulit mengelak dari jerat hukum.

BACA JUGA:Kopi Hitam atau Teh Hitam: Mana yang Lebih Efektif untuk Menurunkan Berat Badan?

BACA JUGA:6 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Picu Tekanan Darah Tinggi

Pemberantasan korupsi sendiri tidak bisa hanya mengandalkan pencegahan semata, tetapi harus tetap berjalan seimbang dengan penindakan dan pendidikan antikorupsi.

BACA JUGA:Menguak Rahasia Sound System Mobil Berkualitas: Mulai dari Speaker OEM hingga Seni Tuning

BACA JUGA:Poco C85 Resmi Meluncur, Usung Chip Helio G81 Ultra dan Baterai Jumbo 6.000 mAh

Sumber:

Berita Terkait